5cm

setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita - cita, kamu taruh di sini, di depan kening kamu, jangan menempel, biarkan dia mengantung, mengambang, 5 centimeter di depan kening kamu, jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu

Rabu, 19 Desember 2012

Bule Juga Manusia


 
Bule Juga Manusia
(petualangan turis gila di indonesia) - Richard Miles

Bukune

sinopsis :

Pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia, perut gue udah terasa mules. Setibanya di rumah teman di makasar, gue kebelet boker. Langsung saja gue menuju kamar mandi dan menuaikan 'urusan' gue. Setelah selesai, gue baru sadar kalau di toilet nggak ada tisu, hanya ada gayung/timba, ember, dan air. FYI: Orang Australia dibesarkan memakai tisu kertas atau kadang-kadang tisu basah untuk cebok. Soalnya, di Australia, 99% rumah tidak menyediakan selang air atau bak mandi, apalagi gayung, buat cebok.

Bang Ridwan, temen gue bilang, "Tisu versus Air- a serious clash of civilization." Bagi Bule, air dan tangan itu kombinasi yang najis, sementara buat orang Indonesia, cebok pakai tisu itu haram.

Anyway, akhirnya gue berusaha memakai gayung untuk menyiram air ke pantat. Alhasil- kaki dan celana gue basah. Gue putus asa dan... pelan-pelan mulai memakai tangan gue sebagai tisu WC.

Ini najis. Saat itu, gue pengin nangis.
______

Richard Miles a.k.a Bule Ngehe yang jago berbahasa Indonesia ini memiliki segudang pengalaman konyol saat berkunjung ke indonesia. Berbeda dengan bule lain yang tertarik kepada budaya tradisional, bule yang satu ini justru tertarik sama grup band Sheila on 7 dan Gigi. Lewat buku pertamanya, Richard tidak malu membuka aib-nya sendiri, mulai dari pengalaman pertama berhadapan dengan WC jongkok hingga tragedi busway yang membuatnya trauma. Tapi tetap, Richard cinta Indonesia.

Kata @piipiittt tentang buku ini :

huaaaaa,, pipit pengen ketemu dengan Richard >_< ,, Bule Gila asal Australia ini sering menganggap dirinya terlalu Indonesia. Ia mengungkapkan kecintaannya pada Indonesia lewat Buku ini. Richard menguasai bahasa Indonesia dengan sangat baik. Sehingga dia pernah dikeluarkan dari kelas bahasa Indonesia, gara-gara menjawab pertanyaan gurunya dengan bahasa betawi tapi dengan aksen jawa yang medok. Sejak kecil Richard sudah belajar bahasa Indonesia di sekolahnya di Adelaide, Australia. Dulu ia mengira Indonesia itu berada di sekitaran Thailand. Awalnya ia merasa asing dengan bahasa Indonesia, tapi ia tetap memilih Bahasa indonesia sebagai mata pelajaran pilihan sampai sekolah menengah.Dan ketika dia menonton film Ada Apa Dengan Cinta yang menghebohkan itu, dia merasa harus belajar ulang bahasa Indonesia. dia juga suka lagu - lagu indonesia, band iIndonesia favorit Richard ialah Sheila On 7.
 
 
nah thu,, bule aja cinta Indonesia dan cinta Bahasa Indonesia, lantas kenapa kamu kamu dan kamu masih menggunakan bahasa 4l4y,, ??! Bahasa Indonesia saja dijadikan mata pelajaran pilihan wajib di luar negeri, lantas kenapa kamu kamu dan kamu tidak mau belajar Bahasa Indonesia, ??!
 
Ayo kita mulai cintai negeri ini, dengan memulaiberbahasa Indonesia yang baik dan benar,,

Salam Galauu  @piipiittt

Kamis, 29 November 2012

entahlah

saya mulai merasa akhir-akhir ini hidup saya mulai tidak terkontrol. saya makan, mandi, tidur dan lain sebagainya sekehendak hati saya saja. Apa ini efek dari suasana dirumah yaa ???!!

Sejak si Mama nikah dengan orang yang tidak sudi saya sebut namanya itu, saya mulai tidak tertarik lagi ke toko atau lebih tepatnya berinteraksi kembali dengan si Mama. kira-kira saya salah ng yaa ??!!  melihat si Mama saja saya bawaannya judes, ketus dan pengen marah melulu,,makanya saya sebisa mungkin menghindar dari si Mama. huft.

Ini barusan saja si Mama ngomel-ngomel,, katanya dia capek menghidupi kami,, kalo saya boleh berkata,, bukankah itu tanggung jawab dia, mengapa dia mengeluh,, bukan kah itu kewajiban dia ,, kalo tidak mau menghidupi kami yaaa jangan melahirkan kami, yaa kasarnya jangan punya anak.

kata si mama dia hendak pergi meninggalkan kami, seperti yang ayah lakukan terhadap kami,, huft, saya sudah terlalu capek dan terlalu bosan dengan ancaman kelas teri itu. toh pada akhirnya dia tidak minggat minggat juga.

dia mengatakn bahwa saya tidak pernah peduli kepadanya, saya tidak pernah menanyakan dia sudah makan atau belum, kalo dia sakit, dia berkata kami tidak pernah memperhatikannya.  Heeeeiii,, sebelum berkata coba pikir kembali, mengapa kami seperti ini,, ini kan didikan dan besran dia juga. dia terlalu sibuk mencari uang, yang toh hasilnya nihil juga.. Jika kami salah dan mengerjakan sesuatu tidak sesuai dengan kemauannya kami selalu dimarah dan dipukuli,, apa ini yg namanya perhatian ???

Selama ini saya cukup patuh dan sabar.
-di saat semua teman-teman sekolah bergembira ketika liburan bisa jalan jalan dengan orangtuanya,, saya hanya bisa menelan ludah,, dan mengalihkan pikiran jalan-jalan dengan perbanyak membaca.

-ketika pembagian rapor, teman yang dapat juara,, dengan bangga orang tuanya mendampingi dia maju ke depan dan di pandangi decak kagum teman2 lain, sedangkan saya hanya bisa menunduk sedih karena tidak ada yang mendampingi.

- ketika anak perempuan dekat dengan ibu mereka dan bisa bertanya tentang rahasia perempuan, misal nya haid dan cara mandi sesudah haid,,  saya hanya bisa gigit jari,, tidak tahu mau bertanya kemana,, dan menjalani semua setau saya,,

- ketika semua anak gadis remaja sudah mulai ngedate,, saya masih sibuk belajar dan belajar, sehinnga di sekolah dicap cupu.

- tapi toh pada akhirnya usaha keras saya tidak ada harganya bagi dia, saya tidak berharap hadiah,, eh tapi, boro boro hadiah,, omelan saja yang terus meluncur dari bibir indahnya.

apa selama ini saya terlalu menyusahkan dia,, kalau iya ,, apa seaiknya saya mati saja yaaa,, kalau misal saya mati,, dia kehilangan tidaknya,,... Ah mungkin tidak,, bukankah dia sudah punya belahan jiwa yang lain.

Senin, 30 Juli 2012

Date Note


          DATE NOTE, “ Tumben on time notenya Ris ?” . “ Iya Mbak, ngejar Date Note J “.  ß  Awal dengar Date Note, Saya kira Date Note, note yang sesuai tanggal. Saya keliru, hAris bilang itu bakal calon novel Dia. Saya langsung mikir pasti novel plesetan Death Note, lagi-lagi Saya keliru >_<

          Date Note, Memoar Korban Cinta Bertepuk Sebelah Tangan.
Saya salut deh sama hAris, kalo semua jari Saya jempol, Saya bakal acungin semua jari Saya, J. Butuh jiwa yang lapang dan muka yang tebal untuk mempublish kisah cinta, apalagi kisah  cinta bertepuk sebelah tangan.  #thumb up.

          Ngeliat covernya aja Saya udah senyum senyum gaje :3. Biasanya Saya baca novel, langsung ke inti cerita atau bab I. tapi untuk Date Note ini Saya tertarik untuk membaca “ Say Thanks “ nya. hAris memang ajaib :D. Selain itu di setiap chapter selalu di selipi Quote/Quato/Queto (selalu lupa,entah bagaimana tulisannya :/), Moral of Story dan juga Hikmah yang keren dan oke juga bikin ngakak ampe galau.

          Awal  baca Date Note  saya cengengesan, lama lama ngakak eh makin ke belakang saya prihatin “ hAris yang malang ;( “   pas di tengah cerita Saya sempat bosen, Tanya  kenapa ???  karena si hAris cibersetan mulu,, (ng ngeliat judul)  ng maju maju. Tapi Saya kembali semangat melanjutkan Date Note, karena ilustrasinya nya yang kewl abiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiissss  J  lawakannya juga up to date, jauuuuuuuuh dari kata  kamseupay lah :D. (jadi mikir, Saya harus ngakak atau prihatin ??  Saya bener bener di buat ngakak sampe galau !!)

          Chapter yang bikin saya kicep adalah “ Kekasih Khayalan “. Kamu polos banget sich Ris :3. Lebih polos dari chapter “ Cinta Monyet”.  Saya suka banget  “ Surat Untuk Istri Masa Depanku “. Saya juga mau di kasih surat kaya begituan abis ijab kelak :D.

          Novel ini wajib kamu beli jika :
1.     Kamu saudara, kerabat dan temannya hAris
2.     Kamu penghuni Hirawling Kingdom
3.     Kamu pernah ngalamin cybersetan
4.     Kamu ng pengen nyesel seumur hidup.

Eeeeeh, siapa pun kamu, kamu wajib beli novel ini, pembatas bukunya ini lho, engga nahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannn  :P.  rugi kalo ng beli , , , , buruan ke GRAMED terdekat di kota mu atau  pesen langsung ke penulisnya , di FB Haris Firmansyah Hirawling,, twitter @harishirawling dapet tanda tangan dan cap bibirnya lhooooooo, kalo beruntung dapet kaosnya Date Note jugaaaa  (KALO MASIH ADA)  :D. kamu belum bisa di bilang unyuuu kalo belum baca ini , Jiiiiiiiiiiiiiaaaahh  >_<

Jumat, 15 Juni 2012

Doa Untuk Sang Mantan

   Ya Allah yang Maha Sempurna
    Terima kasih atas penciptaan dia yang sempurna
   Dan atas pertemuanku dengan dirinya
    Terima kasih atas saat - saat indah bersamanya

           ku tahu bahwa setiap pertemuan akan berakhir dengan perpisahan

Terima kasih engkau telah mengizinkan aku untuk mengisi pertemuan itu dengan hal - hal yang baik
Dan izinkanlah aku untuk mengisi perpisahan ini dengan kenangan yang indah

     Ya Allah yang Maha Penyayang

Aku sudah sangat mencintai dan menyayangi dirinya
Jika dia memang bukan yang tepat untukku
Gantilah cinta dan sayang ini dengan keridhaan Mu
Hilangkan pesonanya dari hati ini
Seta izinkanlah aku mengasihi dan menyayangi dirinya sebagai sahabat terbaik bagi dirinya

parah

       sepertinya penyakitku bertambah parah,,:(   I need you kakak !!!!!!!

v3 kangen sama kakak ,, kakak dimana skarang,,?? kakak jahat !!!!!!!!  ng ada ngasih kabar ke v3 ????????     tidak berartikah aku bagimu :( ?

apa besok kakak akan datang seperti tahun kemarin ??  ve mengharapkan kedatangan mu kakak,, rasa rindu ini ng bisa di bendung lagi  :(





Aku Tanpamu

Saat denganmu aku merasa nyaman
Saat denganmu aku merasa terlindungi
Hidup miskin pun aku sanggup,
Tidak makan pun aku mampu, asal itu denganmu

            sekarang ...........
               Aku tanpamu,, aku takut.
     di saat orang lain melangkah ke depan dengan mantap,
aku masih diam di tempat dengan gamang .........
  semua karena tanpamu

Bayang bayangmu masih setia menemaniku
aku semakin tersiksa dengan perasaan ini
Andai saja waktu iyu aku mengabaikanmu
mungkin sekarang aku bisa tanpamu

                                                                   Rimbo Bujang, 10 Juni 2012

Minggu, Salam Galau   Miss  Piipiittt

Kamis, 05 April 2012

Jerawat

                huft, siapa sich yang ng tahu  jerawat ?? makhluk kecil yang menyebalkan :/ , Pit mah udah akrab dengan namanya jerawat ini, tiap jerawat lama  hilang, jerawaat baru datang lagi ,, aaarrrrgghhh !!!

                nah yang mau  Pit bahas sekarang adalah lokasi lokasi yang paling sering dan lokasi menyebalkan yang pernah Pit rasakn ketika jerawat datang.       
daerah sekitar hidung : hedeh, kalo jerawat udah bertengger di puncak hidung, dunia serasa gelap gulita, kalo berjalan di pasar, pandangan orang-orang seakan akan menguliti Pit. serem daah, (-_-")  ini lokasi yang paling sering di kunjungi jerawat.
daerah sekitar bibir : di atas bibir, di bawah bibir, dan di sudut sudut bibir, merupakan tempat yang strategis bagi jerawat untuk menginap. :/
pipi : kalo ini sich lokasi umum jerawat.
mata : bayangin deh, awalnya mata kiri pit bengkak dan sakit, kirain kena serangan Tomcat atau sebangsanya, sehari kemudian bengkaknya sakit, dan malemnya meletus, ohhhh ini jerawat, ammpuuuuuun !! lokasi yang tidak di sangka sangka. jerawat memank pintar.
telinga bagian dalam : jerawat selain pintar juga licik, dia memlih tempat tempat yang sangat strategis >_<
hidung bagian dalam, bahkan jerawat pun bisa nyasar ke lobang hidung ("-_-)

Minggu, 25 Maret 2012

Kenangan Masa Lalu

  Masa lalu memang susah banget untuk dilupain, apalagi hal hal yang berkaitan dengan masalah cinta. huft, cinta bukan masalah yang gampang, apalagi buat cewek ababil seperti Pit. Selama ini kisah cinta Pit lancar tapi mengalami ending yang sangat tidak menyenangkan  malah bisa di bilang tragis :'(

        Dua kali Pit pacaran, dua kali pula berakhir di tinggal merit, duh nasib nasib :( :(

        Belakangan ini Pit sering secara tidak sengaja mikirin mereka, (sang mantan) duh Gusti, PIt tahu ini dosa banget pasti an, ngelamunin suami orang, ckckckc. tapi beneran sumpah Pit ng ada niat buat mikirin mereka , tiba tiba aja mereka berseliweran di benak Pit. kalo boleh milih Pit juga ng mao inget inget mereka lagi. :(

        huft, ya Allah yang baik , Pit mohon jangan siksa Pit dengan perasaan ini, Pit tahu mereka bukan untuk Pit jadi Pit mohon jauhin mereka dari benak Pit. dan kirimkan pangeran yang lebih tampan dan lebih baik dari mereka . Pit pasti bakalan nunggu dengan setia. :D

        oke , mulai detik ini Pit janji ng akan biarin ini otak mikirin mereka, janji dah ^_^v


di balik awan

ttd
piipiitt

^^..TUHAN beri akku waktu 1jam saja..^^

Los Felidas adalah nama sebuah jalan di ibu kota sebuah negara di Amerika Selatan, yang terletak di kawasan terkumuh diseluruh kota .

Ada sebuah kisah yang menyebabkan jalan itu begitu dikenang orang, dan itu dimulai dari kisah seorang pengemis wanita yang juga ibu seorang gadis kecil. Tidak seorangpun yang tahu nama aslinya, tapi beberapa orang tahu sedikit masa lalunya, yaitu bahwa ia bukan penduduk asli disitu, melainkan dibawa oleh suaminya dari kampung halamannya.

Seperti kebanyakan kota besar di dunia ini, kehidupan masyarakat kota terlalu berat untuk mereka, dan belum setahun mereka di kota itu, mereka kehabisan seluruh uangnya, dan pada suatu pagi mereka sadar bahwa mereka tidak tahu dimana mereka tidur malam nanti dan tidak sepeserpun uang ada dikantong.

Padahal mereka sedang menggendong bayi mereka yang berumur 1 tahun. Dalam keadaan panik dan putus asa, mereka berjalan dari satu jalan ke jalan lainnya, dan akhirnya tiba di sebuah jalan sepi dimana puing-puing sebuah toko seperti memberi mereka sedikit tempat untuk berteduh.

Saat itu angin Desember bertiup kencang, membawa titik-titik air yang dingin. Ketika mereka beristirahat dibawah atap toko itu, sang suami berkata: "Saya harus meninggalkan kalian sekarang. Saya harus mendapatkan pekerjaan, apapun, kalau tidak malam nanti kita akan tidur disini." Setelah mencium bayinya ia pergi. Dan ia tidak pernah kembali.

Tak seorangpun yang tahu pasti kemana pria itu pergi, tapi beberapa orang seperti melihatnya menumpang kapal yang menuju ke Afrika. Selama beberapa hari berikutnya sang ibu yang malang terus menunggu kedatangan suami nya, dan bila malam tidur di emperan toko itu.

Pada hari ketiga, ketika mereka sudah kehabisan susu,orang-orang yang lewat mulai memberi mereka uang kecil, dan jadilah mereka pengemis di sana selama 6 bulan berikutnya. Pada suatu hari, tergerak oleh semangat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, ibu itu bangkit dan memutuskan untuk bekerja.

Masalahnya adalah di mana ia harus menitipkan anaknya, yang kini sudah hampir 2 tahun, dan tampak amat cantik jelita. Tampaknya tidak ada jalan lain kecuali meninggalkan anak itu disitu dan berharap agar nasib tidak memperburuk keadaan mereka. Suatu pagi ia berpesan pada anak gadisnya, agar ia tidak kemana-mana, tidak ikut siapapun yang mengajaknya pergi atau menawarkan gula-gula.

Pendek kata, gadis kecil itu tidak boleh berhubungan dengan siapapun selama ibunya tidak ditempat. "Dalam beberapa hari mama akan mendapatkan cukup uang untuk menyewa kamar kecil yang berpintu, dan kita tidak lagi tidur dengan angin di rambut kita". Gadis itu mematuhi pesan ibunya dengan penuh kesungguhan. Maka sang ibu mengatur kotak kardus dimana mereka tinggal selama 7 bulan agar tampak kosong, dan membaringkan anak nya dengan hati-hati di dalamnya. Di sebelahnya ia meletakkan sepotong roti.. Kemudian, dengan mata basah ibu itu menuju kepabrik sepatu, di mana ia bekerja sebagai pemotong kulit.

Begitu lah kehidupan mereka selama beberapa hari, hingga di kantong sang Ibu kini terdapat cukup uang untuk menyewa sebuah kamar berpintu di daerah kumuh. Dengan suka cita ia menuju ke penginapan orang-orang miskin itu, dan membayar uang muka sewa kamarnya. Tapi siang itu juga sepasang suami istri pengemis yang moralnya amat rendah menculik gadis cilik itu dengan paksa, dan membawanya sejauh 300 kilometer ke pusat kota ...

Di situ mereka mendandani gadis cilik itu dengan baju baru, membedaki wajahnya, menyisir rambutnya dan membawanya ke sebuah rumah mewah dipusat kota . Di situ gadis cilik itu dijual. Pembelinya adalah pasangan suami istri dokter yang kaya, yang tidak pernah bisa punya anak sendiri walaupun mereka telah menikah selama 18 tahun.

Mereka memberi nama anak gadis itu Serrafona, dan mereka memanjakannya dengan amat sangat. Di tengah-tengah kemewahan istana itulah gadis kecil itu tumbuh dewasa. Ia belajar kebiasaan-kebiasaan orang terpelajar seperti merangkai bunga, menulis puisi dan bermain piano.Ia bergabung dengan kalangan-kalangan kelas atas, dan mengendarai Mercedes Benz kemanapun ia pergi.

Satu hal yang baru terjadi menyusul hal lainnya,dan bumi terus berputar tanpa kenal istirahat. Pada umurnya yang ke-24, Serrafona dikenal sebagai anak gadis Gubernur yang amat jelita, yang pandai bermain piano, yang aktif di gereja, dan yang sedang menyelesaikan gelar dokternya. Ia adalah figur gadis yang menjadi impian tiap pemuda, tapi cintanya direbut oleh seorang dokter muda yang welas asih, yang bernama Geraldo.

Setahun setelah perkimpoian mereka, ayahnya wafat, dan Serrafona beserta suaminya mewarisi beberapa perusahaan dan sebuah real-estate sebesar 14 hektar yang diisi dengan taman bunga dan istana yang paling megah di kota itu. Menjelang hari ulang tahunnya yang ke-27, sesuatu terjadi yang merubah kehidupan wanita itu. Pagi itu Serrafona sedang membersihkan kamar mendiang ayahnya yang sudah tidak pernah dipakai lagi, dan di laci meja kerja ayah nya ia melihat selembar foto seorang anak bayi yang digendong sepasang suami istri. Selimut yang dipakai untuk menggendong bayi itu lusuh, dan bayi itu sendiri tampak tidak terurus, karena walaupun wajahnya dilapisi bedak tetapi rambutnya tetap kusam.

Sesuatu ditelinga kiri bayi itu membuat jantungnya berdegup kencang. Ia mengambil kaca pembesar dan mengkonsentrasikan pandangannya pada telinga kiri itu. Kemudian ia membuka lemarinya sendiri, dan mengeluarkan sebuah kotak kayu mahoni. Di dalam kotak yang berukiran indah itu dia menyimpan seluruh barang-barang pribadinya, dari kalung-kalung berlian hingga surat-surat pribadi. Tapi diantara benda-benda mewah itu terdapat sesuatu terbungkus kapas kecil, sebentuk anting-anting melingkar yang amat sederhana, ringan dan bukan emas murni.

Ibunya almarhum memberinya benda itu sambil berpesan untuk tidak kehilangan benda itu. Ia sempat bertanya, kalau itu anting-anting, di mana satunya. Ibunya menjawab bahwa hanya itu yang ia punya. Serrafona menaruh anting-anting itu didekat foto.

Sekali lagi ia mengerahkan seluruh kemampuan melihatnya dan perlahan-lahan air matanya berlinang . Kini tak ada keragu-raguan lagi bahwa bayi itu adalah dirinya sendiri. Tapi kedua pria wanita yang menggendongnya, yang tersenyum dibuat-buat, belum penah dilihatnya sama sekali. Foto itu seolah membuka pintu lebar-lebar pada ruangan yang selama ini mengungkungi pertanyaan-pertanya annya, misalnya: kenapa bentuk wajahnya berbeda dengan wajah kedua orang tuanya, kenapa ia tidak menuruni golongan darah ayahnya..

Saat itulah, sepotong ingatan yang sudah seperempat abad terpendam, berkilat di benaknya, bayangan seorang wanita membelai kepalanya dan mendekapnya di dada. Di ruangan itu mendadak Serrafona merasakan betapa dinginnya sekelilingnya tetapi ia juga merasa betapa hangatnya kasih sayang dan rasa aman yang dipancarkan dari dada wanita itu. Ia seolah merasakan dan mendengar lewat dekapan itu bahwa daripada berpisah lebih baik mereka mati bersama.

Mata nya basah ketika ia keluar dari kamar dan menghampiri suaminya yang sedang membaca koran: "Geraldo, saya adalah anak seorang pengemis, dan mungkinkah ibu saya masih ada di jalan sekarang setelah 25 tahun?"

Itu adalah awal dari kegiatan baru mereka mencari masa laluSerrafonna. Foto hitam-putih yang kabur itu diperbanyak puluhan ribu lembar dan disebar ke seluruh jaringan kepolisian diseluruh negeri. Sebagai anak satu-satunya dari bekas pejabat yang cukup berpengaruh di kota itu, Serrafonna mendapatkan dukungan dari seluruh kantor kearsipan, kantor surat kabar dan kantor catatan sipil.

Ia membentuk yayasan -yayasan untuk mendapatkan data dari seluruh panti-panti orang jompo dan badan-badansosial di seluruh negeri dan mencari data tentang seorang wanita.

Bulan demi bulan lewat, tapi tak ada perkembangan apapun dari usahanya. Mencari seorang wanita yang mengemis 25 tahun yang lalu di negeri dengan populasi 90 juta bukan sesuatu yang mudah. Tapi Serrafona tidak punya pikiran untuk menyerah. Dibantu suaminya yang begitu penuh pengertian, mereka terus menerus meningkatkan pencarian mereka. Kini, tiap kali bermobil, mereka sengaja memilih daerah-daerah kumuh, sekedar untuk lebih akrab dengan nasib baik. Terkadang ia berharap agar ibunya sudah almarhum sehingga ia tidak terlalu menanggung dosa mengabaikannya selama seperempat abad.

Tetapi ia tahu, entah bagaimana, bahwa ibunya masih ada, dan sedang menantinya sekarang. Ia memberitahu suaminya keyakinan itu berkali-kali, dan suaminya mengangguk-angguk penuh pengertian.

Pagi, siang dan sore ia berdoa: "Tuhan, ijinkan saya untuk satu permintaan terbesar dalam hidup saya: temukan saya dengan ibu saya". Tuhan mendengarkan doa itu. Suatu sore mereka menerimakabar bahwa ada seorang wanita yang ungkin bisa membantu mereka menemukan ibunya. Tanpa membuang waktu, mereka terbang ke tempat itu, sebuah rumah kumuh di daerah lampu merah, 600 km dari kota mereka.

Sekali melihat, mereka tahu bahwa wanita yang separoh buta itu, yang kini terbaring sekarat, adalah wanita di dalam foto. Dengan suara putus-putus, wanita itu mengakui bahwa ia memang pernah mencuri seorang gadis kecil ditepi jalan, sekitar 25 tahun yang lalu.

Tidak banyak yang diingatnya, tapi diluar dugaan ia masih ingat kota dan bahkan potongan jalan dimana ia mengincar gadis kecil itu dan kemudian menculiknya. Serrafona memberi anak perempuan yang menjaga wanita itu sejumlah uang, dan malam itu juga mereka mengunjungi kota dimana Serrafonna diculik.

Mereka tinggal di sebuah hotel mewah dan mengerahkan orang-orang mereka untuk mencari nama jalan itu. Semalaman Serrafona tidak bisa tidur. Untuk kesekian kalinya ia bertanya-tanya kenapa ia begitu yakin bahwa ibunya masih hidup sekarang, dan sedang menunggunya, dan ia tetap tidak tahu jawabannya.

Dua hari lewat tanpa kabar. Pada hari ketiga, pukul 18:00 senja, mereka menerima telepon dari salah seorang staff mereka. "Tuhan maha kasih, Nyonya, kalau memang Tuhan mengijinkan, kami mungkin telah menemukan ibu Nyonya. Hanya cepat sedikit, waktunya mungkin tidak banyak lagi."

Mobil mereka memasuki sebuah jalanan yang sepi, dipinggiran kota yang kumuh dan banyak angin. Rumah-rumah di sepanjang jalan itu tua-tua dan kusam. Satu, dua anak kecil tanpa baju bermain-main ditepi jalan. Dari jalanan pertama, mobil berbelok lagi kejalanan yang lebih kecil, kemudian masih belok lagi kejalanan berikut nya yang lebih kecil lagi. Semakin lama mereka masuk dalam lingkungan yang semakin menunjukkan kemiskinan. Tubuh Serrrafona gemetar, ia seolah bisa mendengar panggilan itu. "Lekas, Serrafonna, mama menunggumu, sayang". Ia mulai berdoa "Tuhan, beri saya setahun untuk melayani mama. Saya akan melakukan apa saja".

Ketika mobil berbelok memasuki jalan yang lebih kecil, dan ia bisa membaui kemiskinan yang amat sangat, ia berdoa: "Tuhan beri saya sebulan saja". Mobil belok lagi kejalanan yang lebih kecil, dan angin yang penuh derita bertiup, berebut masuk melewati celah jendela mobil yang terbuka. Ia mendengar lagi panggilan mamanya , dan ia mulai menangis: "Tuhan, kalau sebulan terlalu banyak, cukup beri kami seminggu untuk saling memanjakan ". Ketika mereka masuk belokan terakhir, tubuhnya menggigil begitu hebat sehingga Geraldo memeluknya erat-erat.

Jalan itu bernama Los Felidas. Panjangnya sekitar 180 meter dan hanya kekumuhan yang tampak dari sisi ke sisi, dari ujung keujung. Di tengah-tengah jalan itu, di depan puing-puing sebuah toko, tampak onggokan sampah dan kantong-kantong plastik, dan ditengah-tengahnya, terbaring seorang wanita tua dengan pakaian sehitam jelaga, tidak bergerak-gerak.

Mobil mereka berhenti diantara 4 mobil mewah lainnya dan 3 mobil polisi. Di belakang mereka sebuah ambulansberhenti, diikuti empat mobil rumah sakit lain. Dari kanan kiri muncul pengemis- pengemis yang segera memenuhi tempat itu. "Belum bergerak dari tadi." lapor salah seorang. Pandangan Serrafona gelap tapi ia menguatkan dirinya untuk meraih esadarannya dan turun.

Suaminya dengan sigap sudah meloncat keluar, memburu ibu mertuanya. "Serrafona, kemari cepat! Ibumu masih hidup, tapi kau harus menguatkan hatimu ."

Serrafona memandang tembok dihadapann ya, dan ingat saat ia menyandarkan kepalanya ke situ. Ia memandang lantai di kaki nya dan ingat ketika ia belajar berjalan. Ia membaui bau jalanan yang busuk, tapi mengingatkan nya pada masa kecilnya. Air matanya mengalir keluar ketika ia melihat suaminya menyuntikkan sesuatu ke tangan wanita yang terbaring itu dan memberinya isyarat untuk mendekat.

"Tuhan, ia meminta dengan seluruh jiwa raganya,beri kami sehari...... Tuhan, biarlah saya membiarkan mama mendekap saya dan memberitahunya bahwa selama 25 tahun ini hidup saya amat bahagia....Jadi mama tidak menyia-nyia kan saya".

Ia berlutut dan meraih kepala wanita itu kedadanya. Wanita tua itu perlahan membuka matanya dan memandang keliling, ke arah kerumunan orang-orang berbaju mewah dan perlente, ke arah mobil-mobil yang mengkilat dan ke arah wajah penuh air mata yang tampak seperti wajahnya sendiri ketika ia masih muda.

"Mama.. ..", ia mendengar suara itu, dan ia tahu bahwa apa yang ditunggunya tiap malam - antara waras dan tidak - dan tiap hari - antara sadar dan tidak - kini menjadi kenyataan. Ia tersenyum, dan dengan seluruh kekuatann ya menarik lagi jiwanya yang akan lepas.

Perlahan ia membuka genggaman tangann ya, tampak sebentuk anting-anting yang sudah menghitam. Serrafona mengangguk, dan tanpa perduli sekelilingnya ia berbaring di atas jalanan itu dan merebahkan kepalanya di dada mamanya.

"Mama, saya tinggal di istana dan makan enak tiap hari. Mama jangan pergi dulu. Apapun yang mama mau bisa kita lakukan bersama-sama. Mama ingin makan, ingin tidur, ingin bertamasya, apapun bisa kita bicarakan. Mama jangan pergi dulu... Mama..."

Ketika telinganya menangkap detak jantung yang melemah, ia berdoa lagi kepada Tuhan: "Tuhan maha pengasih dan pemberi, Tuhan..... satu jam saja.... ...satu jam saja....."

Tapi dada yang didengarnya kini sunyi, sesunyi senja dan puluhan orang yang membisu. Hanya senyum itu, yang menandakan bahwa penantiannya selama seperempat abad tidak berakhir sia-sia.

Teman....mungkin saat ini kita sedang beruntung. Hidup ditengah kemewahan dan kondisi berkecukupan. Mungkin kita mendapatkannya dari hasil keringat sendiri tanpa bantuan orang tua kita. Namun yang perlu kita sadari, bahwa orang tua kita senantiasa berdoa untuk kita, meski itu hanya di peraduan.